Sikap yang
positif dibangun dari cara berfikir
Yang positif,
berkata-kata positif,
Serta bertindak
yang positif
Dalam kehidupan
kita sebagai anak-anak Tuhan, ada banyak faktor yang mempengaruhi agar kita
terjatuh pada sikap-sikap negatif.
Misalnya berfikir negatif terhadap teman-teman, keluarga, orang
disekeliling kita, atau bahkan kita berfikir negatif terhadap Tuhan. Adalah sangat mungkin jika hal tersebut
dapat memicu kita memiliki pikiran negatif. Sebagai anak-anak Tuhan, secara
khusus bagaimana kita bisa mengesampingkan bahkan membuang sikap negatif dalam
diri kita ?
Pertama,
untuk
menghilangkan sikap negatif, secara mendasa kita harus menguasai pikiran
kita. Maksudnya, pikiran jelek, kotor,
negatif, dll harus berani kita buang, bahkan lebih spektakuler lagi harus
dikalahkan. Kedua, sikap negatif dapat kita atasi dengan menciptakan pola pikir
yang tidak terlalu apriori. Maksudnya, janga lebih dulu kita menilai orang
dengan seenaknya tanpa ada alasan atau pijakan jelas. Jangan terjebak dalam sikap apriori, yang
menilai sesuatu dengan pola pandang negatif, atau menilai seseorang denga
miring. Adalah lebih bijaksana jika kita
melihat dan mempelajari keadaannya lebih dulu tanpa membuat konsep salah dalam
hidup. Dengan cara dan metode itu, kita
akan menghilangkan sikap negatif dan mengembangkan sikap positif. Ketiga,
sikap negatif dapat dihilangkan jika kita senantiasa berorientasi kepada
fakta-fakta dan bukan isu atau ramalan.
Jangan gunakan perasaan sebagai ukuran.
Berbicara
tentang sikap positif, di mana saja dan kapan saja, sikap ini harus kita
kembangkan apalagi dalam kaitannya sesama umat Tuhan. Hal ini penting karena sikap positif
menandakan : pertama, kedewasaan rohani. Jika kita memperlihatkan kepada dunia bahwa
kita selalu berpikir positif, itu adalah bukti bahwa kita adalah orang yang
dewasa rohani. Kedua, sikap positif
menunjukan bahwa kita adalah pribadi yang telah di perbaharui oleh darah
Kristus. Kristus twlah memperbaharui
pikiran dan hati kita sehingga dalam banyak keadaan kita selalu terpola sikap
positif. Ketiga, sikap positif menunjukan bahwa kita memiliki nilai
dibandingkan oranglain. Maksudnya, kita
menjadi pribadi berbeda.
Bagaimana mengembangkan sikap positif
terhadap sesama dalam sebuah komunitas ?
Pertama, kita harus
mengenal lingkungan dimana kita ada, tahu presepsi kebanyakan orang, kemudian
tahu dan mengerti tentang aturan-aturan yang berlaku. Dengan cara itu kita tidak merasa dibedakan
dari orang lain. Kedua, dalam konteks hubungan sesama agar berperilaku
positif,haruslah kita selalu mampu menerima siapapun apa adanya, jangan pernah
membeda-bedakan, apalagi jika dihubungkan dengan iman, suku, agama, dan
lain-lain. Seberapa banyak kita
berhubungan dengan sesama, baik dikantor, lingkungan, gereja, dan masyarakat
luas ? bagaimana kita membangun sikap positif ? Sudahkah kita menunjukan bahwa
orang percaya adalah pelopor hidup yang berkenan, dan selalu mewujudkan sikap
positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar