Jumat, 02 Desember 2011

The Power of POSITIVE ATTITUDE


Sikap yang positif dibangun dari cara berfikir
Yang positif, berkata-kata positif,
Serta bertindak yang positif




Dalam kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan, ada banyak faktor yang mempengaruhi agar kita terjatuh pada sikap-sikap negatif.  Misalnya berfikir negatif terhadap teman-teman, keluarga, orang disekeliling kita, atau bahkan kita berfikir negatif terhadap Tuhan.   Adalah sangat mungkin jika hal tersebut dapat memicu kita memiliki pikiran negatif. Sebagai anak-anak Tuhan, secara khusus bagaimana kita bisa mengesampingkan bahkan membuang sikap negatif dalam diri kita ?
Pertama, untuk menghilangkan sikap negatif, secara mendasa kita harus menguasai pikiran kita.  Maksudnya, pikiran jelek, kotor, negatif, dll harus berani kita buang, bahkan lebih spektakuler lagi harus dikalahkan.  Kedua, sikap negatif dapat kita atasi dengan menciptakan pola pikir yang tidak terlalu apriori. Maksudnya, janga lebih dulu kita menilai orang dengan seenaknya tanpa ada alasan atau pijakan jelas.  Jangan terjebak dalam sikap apriori, yang menilai sesuatu dengan pola pandang negatif, atau menilai seseorang denga miring.  Adalah lebih bijaksana jika kita melihat dan mempelajari keadaannya lebih dulu tanpa membuat konsep salah dalam hidup.  Dengan cara dan metode itu, kita akan menghilangkan sikap negatif dan mengembangkan sikap positif.  Ketiga, sikap negatif dapat dihilangkan jika kita senantiasa berorientasi kepada fakta-fakta dan bukan isu atau ramalan.  Jangan gunakan perasaan sebagai ukuran.




Berbicara tentang sikap positif, di mana saja dan kapan saja, sikap ini harus kita kembangkan apalagi dalam kaitannya sesama umat Tuhan.  Hal ini penting karena sikap positif menandakan :   pertama,  kedewasaan rohani.  Jika kita memperlihatkan kepada dunia bahwa kita selalu berpikir positif, itu adalah bukti bahwa kita adalah orang yang dewasa rohani. Kedua, sikap positif menunjukan bahwa kita adalah pribadi yang telah di perbaharui oleh darah Kristus.  Kristus twlah memperbaharui pikiran dan hati kita sehingga dalam banyak keadaan kita selalu terpola sikap positif.  Ketiga, sikap positif menunjukan bahwa kita memiliki nilai dibandingkan oranglain.  Maksudnya, kita menjadi pribadi berbeda.

Bagaimana mengembangkan sikap positif terhadap sesama dalam sebuah komunitas ?
Pertama, kita harus mengenal lingkungan dimana kita ada, tahu presepsi kebanyakan orang, kemudian tahu dan mengerti tentang aturan-aturan yang berlaku.  Dengan cara itu kita tidak merasa dibedakan dari orang lain.  Kedua, dalam konteks hubungan sesama agar berperilaku positif,haruslah kita selalu mampu menerima siapapun apa adanya, jangan pernah membeda-bedakan, apalagi jika dihubungkan dengan iman, suku, agama, dan lain-lain.  Seberapa banyak kita berhubungan dengan sesama, baik dikantor, lingkungan, gereja, dan masyarakat luas ? bagaimana kita membangun sikap positif ? Sudahkah kita menunjukan bahwa orang percaya adalah pelopor hidup yang berkenan, dan selalu mewujudkan sikap positif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar